MSF
Mengimbau Obat Baru TB Disebarluaskan
TEMPO.CO, Jenewa
- Dokter Lintas Batas (MSF) mendesak agar
bedaquiline, obat Tuberculosis (TB) yang resisten terhadap obat segera disebar
luaskan terutama di negara-negara dengan jumlah penderita sangat tinggi.
"Penggunaan bedaquiline untuk menemukan resimen pengobatan DR-TB baru yang
lebih singkat, efektif, dan tidak terlalu menyakitkan bagi pasien merupakan
tanggungjawab bersama,” kata Dr Manica Balasegaram, Direktur Eksekutif MSF
untuk Kampanye Akses.
Menurutnya, pengobatan TB tahan berbagai obat (MDR-TB) yang saat ini digunakan membutuhkan waktu 2 tahun dengan 20 pil berbeda setiap hari dan injeksi harian selama delapan bulan. Pasien mengalami efek samping yang sangat menyakitkan, mulai dari tuli permanen, mual berkepanjangan, hingga gangguan kejiwaan.
Dari total pasien yang menjalani pengobatan DR-TB di seluruh dunia, hanya 48 persen yang bisa disembuhkan. Sementara itu, tingkat kesembuhan pasien pada program-program yang dijalankan MSF sedikit lebih baik, yaitu sebesar 53 persen. Meski demikian, angka ini masih tergolong sangat rendah.
“Para menteri kesehatan dan pembuat undang-undang obat-obatan harus bekerjasama untuk memastikan para penderita MDR-TB bisa sesegera mungkin mendapatkan pengobatan baru ini," ujar Balasegaram.
Skala penyebaran wabah DR-TB sangat besar, dengan 310.000 kasus baru dilaporkan pada tahun 2011. Namun hanya 19% dari jumlah pasien yang diduga tertular TB di seluruh dunia yang bisa mendapatkan perawatan.
Menurut Kepala Kelompok Kerja MSF bidang TB, Dr Francis Varaine, upaya pengobatan DR-TB di seluruh dunia saat ini tetap tidak memperlihatkan peningkatan berarti. Padahal resimen pengobatan yang saat ini dipakai sangat rumit dan menelan biaya kesehatan cukup besar serta sangat menyakitkan bagi pasien. Resimen pengobatan yang lebih sederhana, singkat dan efektif, meningkatkan kualitas pengobatan dan kesembuhan.
Selain bedaquiline, obat baru lain yang juga aktif melawan MDR-TB sedang didaftarkan di Badan Obat Eropa (European Medicines Agency). Obat bernama delamanid yang dikembangkan oleh Otsuka diharapkan bisa digunakan tahun 2013.
Menurut MSF, kedua obat baru ini merupakan batu loncatan dalam upaya pengobatan MDR-TB, dan sesegera mungkin harus dipastikan bahwa kedua obat ini digabung dan efektif diperkenalkan ke masyarakat. Meski demikian, akses untuk mendapatkan obat-obat baru tersebut sangat bergantung pada perusahaan pembuat obat-obatan.
MSF mengimbau produsen untuk membuat obat-obatan yang bisa digunakan untuk penelitian dalam rangka mengembangkan resimen yang lebih singkat dan efektif. Selain itu, begitu disahkan, produsen obat-obatan diharapkan sesegera mungkin mendaftarkan produk mereka di negara-negara dengan tingkat penderita TB tinggi. Produsen juga harus memastikan harga obat-obatan yang dijual terjangkau oleh pasien.
Selama tahun 2011 MSF telah mengobati 26.600 pasien TB di 36 negara. Dari jumlah tersebut 1.300 di antaranya menderita TB tahan obat.
Menurutnya, pengobatan TB tahan berbagai obat (MDR-TB) yang saat ini digunakan membutuhkan waktu 2 tahun dengan 20 pil berbeda setiap hari dan injeksi harian selama delapan bulan. Pasien mengalami efek samping yang sangat menyakitkan, mulai dari tuli permanen, mual berkepanjangan, hingga gangguan kejiwaan.
Dari total pasien yang menjalani pengobatan DR-TB di seluruh dunia, hanya 48 persen yang bisa disembuhkan. Sementara itu, tingkat kesembuhan pasien pada program-program yang dijalankan MSF sedikit lebih baik, yaitu sebesar 53 persen. Meski demikian, angka ini masih tergolong sangat rendah.
“Para menteri kesehatan dan pembuat undang-undang obat-obatan harus bekerjasama untuk memastikan para penderita MDR-TB bisa sesegera mungkin mendapatkan pengobatan baru ini," ujar Balasegaram.
Skala penyebaran wabah DR-TB sangat besar, dengan 310.000 kasus baru dilaporkan pada tahun 2011. Namun hanya 19% dari jumlah pasien yang diduga tertular TB di seluruh dunia yang bisa mendapatkan perawatan.
Menurut Kepala Kelompok Kerja MSF bidang TB, Dr Francis Varaine, upaya pengobatan DR-TB di seluruh dunia saat ini tetap tidak memperlihatkan peningkatan berarti. Padahal resimen pengobatan yang saat ini dipakai sangat rumit dan menelan biaya kesehatan cukup besar serta sangat menyakitkan bagi pasien. Resimen pengobatan yang lebih sederhana, singkat dan efektif, meningkatkan kualitas pengobatan dan kesembuhan.
Selain bedaquiline, obat baru lain yang juga aktif melawan MDR-TB sedang didaftarkan di Badan Obat Eropa (European Medicines Agency). Obat bernama delamanid yang dikembangkan oleh Otsuka diharapkan bisa digunakan tahun 2013.
Menurut MSF, kedua obat baru ini merupakan batu loncatan dalam upaya pengobatan MDR-TB, dan sesegera mungkin harus dipastikan bahwa kedua obat ini digabung dan efektif diperkenalkan ke masyarakat. Meski demikian, akses untuk mendapatkan obat-obat baru tersebut sangat bergantung pada perusahaan pembuat obat-obatan.
MSF mengimbau produsen untuk membuat obat-obatan yang bisa digunakan untuk penelitian dalam rangka mengembangkan resimen yang lebih singkat dan efektif. Selain itu, begitu disahkan, produsen obat-obatan diharapkan sesegera mungkin mendaftarkan produk mereka di negara-negara dengan tingkat penderita TB tinggi. Produsen juga harus memastikan harga obat-obatan yang dijual terjangkau oleh pasien.
Selama tahun 2011 MSF telah mengobati 26.600 pasien TB di 36 negara. Dari jumlah tersebut 1.300 di antaranya menderita TB tahan obat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar