Deteksi
3 Jenis Kanker pada Perempuan
Terobosan
penting dalam upaya memerangi kanker pada kaum perempuan mulai menemui titik
terang. Sebuah tes baru yang ditemukan peneliti Amerika disebut-sebut bakal
mampu mendeteksi tiga jenis kanker, yaitu serviks, rahim, dan ovarium. Tes itu
disebut PapGene tes.
Tes pendeteksian kanker tersebut didasarkan atas tes yang telah ada untuk kanker serviks (pap smear). Ternyata, tes ini juga bisa digunakan untuk mendeteksi penyakit pada ovarium dan rahim. Kesimpulan tersebut didapat melalui penelitian yang dilakukan ilmuwan dari John Hopkins Kimmel Cancer Center di Baltimore, Amerika. Diharapkan tersebut akan menjadi tes yang simpel dan murah.
Dalam penelitiannya, ilmuwan dari John Hopkins mengidentifikasi gen abnormal yang ditemukan dalam sel-sel kanker spesifik. Mereka lalu meneliti sampel dari test pap smear kanker serviks, dan mencari sel-sel kanker dari ovarium atau rahim yang telah membelah diri untuk menuju serviks.
Metode ini berhasil 100 persen dalam mendeteksi kanker endometrium. Juga berhasil 40 persen dalam mendeteksi tumor ovarium. Kanker dideteksi baik pada stadium dini maupun akhir. Sebagaimana dipublikasikan dalam jurnal Science Translational Medicine, peneliti mengatakan tes dengan lebih banyak gen bisa memberikan hasil yang lebih baik.
Penelitian lanjutan, termasuk uji coba dalam skala yang lebih besar, diperlukan sebelum PapGene tes siap digunakan masyarakat. Setidaknya itu perlu satu dekade sebelum secara luas digunakan. Shannon Westin, peneliti dari University of Texas, mengatakan supaya bisa mendeteksi tiga jenis kanker tersebut, tes smear harus dilakukan sepanjang hidup, bukan cuma sampai umur 65 tahun.
Hasil penelitian ini disambut gembira banyak pihak. "Mencari bukti kanker ovarium dan rahim dari sampel tes smear perempuan adalah ide yang cerdas," kata Hazel Nunn dari Cancer Research, Inggris, sebagaimana dilansir dari situs Daily Mail, Kamis (10/1). Namun dia mengatakan perlu penelitian dalam skala besar untuk memastikan bahwa tes tersebut bisa mendeteksi pada stadium awal.
TEMPO.CO , Jakarta
Tes pendeteksian kanker tersebut didasarkan atas tes yang telah ada untuk kanker serviks (pap smear). Ternyata, tes ini juga bisa digunakan untuk mendeteksi penyakit pada ovarium dan rahim. Kesimpulan tersebut didapat melalui penelitian yang dilakukan ilmuwan dari John Hopkins Kimmel Cancer Center di Baltimore, Amerika. Diharapkan tersebut akan menjadi tes yang simpel dan murah.
Dalam penelitiannya, ilmuwan dari John Hopkins mengidentifikasi gen abnormal yang ditemukan dalam sel-sel kanker spesifik. Mereka lalu meneliti sampel dari test pap smear kanker serviks, dan mencari sel-sel kanker dari ovarium atau rahim yang telah membelah diri untuk menuju serviks.
Metode ini berhasil 100 persen dalam mendeteksi kanker endometrium. Juga berhasil 40 persen dalam mendeteksi tumor ovarium. Kanker dideteksi baik pada stadium dini maupun akhir. Sebagaimana dipublikasikan dalam jurnal Science Translational Medicine, peneliti mengatakan tes dengan lebih banyak gen bisa memberikan hasil yang lebih baik.
Penelitian lanjutan, termasuk uji coba dalam skala yang lebih besar, diperlukan sebelum PapGene tes siap digunakan masyarakat. Setidaknya itu perlu satu dekade sebelum secara luas digunakan. Shannon Westin, peneliti dari University of Texas, mengatakan supaya bisa mendeteksi tiga jenis kanker tersebut, tes smear harus dilakukan sepanjang hidup, bukan cuma sampai umur 65 tahun.
Hasil penelitian ini disambut gembira banyak pihak. "Mencari bukti kanker ovarium dan rahim dari sampel tes smear perempuan adalah ide yang cerdas," kata Hazel Nunn dari Cancer Research, Inggris, sebagaimana dilansir dari situs Daily Mail, Kamis (10/1). Namun dia mengatakan perlu penelitian dalam skala besar untuk memastikan bahwa tes tersebut bisa mendeteksi pada stadium awal.
TEMPO.CO , Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar